Umar bin Khattab
Adalah seorang sahabat nabi Muhammad dan juga khalifah kedua (634-644) dari empat Khulafaur Rasyidin.
A. Latar Belakang
Nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza. Beliau dilahirkan di Mekkah, 40 tahun sebelum hijrah. Ia salah satu dari 17 orang Mekkah yang terpelajar, yang bisa membaca dan menulis dan juga fisiknya yang kuat.
Ayahnya bernama Khaththab bin Nufail Al-Shimn Al Quraisyi dan ibunya Hamtanah binti Hasyim. Julukan umar yang diberikan Nabi Muhammad ialah Al-Faruq yang artinya orang yang bisa memisahkan antara yang haq dan bathil.
B. Memeluk Islam
Umar, seorang lelaki yang gagah berani hendak mencari Nabi untuk dibunuh. Ia sangat benci kepada Nabi karena membawa Agama islam karena bertentangan dengan agama leluhurnya yang menyembah berhala. Di tengah perjalanan Ia bertemu dengan Nu’aim bin Abdullah. Kemudian, Nu’aim mengatakan agar ia lebih baik mengurusi rumah tangganya sendiri karena saudara-saudaranya, adik perempuan dan ipar lelakinya telah memeluk Islam. Ia sangat marah sekali dan segera bergegas kembali ke rumah.
Di sana, umar mendapati saudaranya itu sedang membaca Al- Qur’an (surat Thaha). Seketika itu juga ia memukul dengan ganas sampai berdarah. Tetapi pukulan itu tidak membuat jera saudaranya. Pendirian mereka yang teguh akhirnya menyentuh hati saubari sang umar. Bahkan ia menyuruh untuk mengulangi lagi bacaan tersebut. Seketika ia merasa sejuk hatinya dan begitu terpesona akan lantungan merdu beserta isi kandungan yang memukau hatinya. Langsung saja, Umar ke rumah Nabi dan menyatakan untuk memeluk Islam. Pada saat itu, ia berumur 27 tahun.
C. Menjadi Khalifah
Kekuasaan islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium).
Orang-orang meyebut Umar dengan sebutan “Amirul Mukminin (Pemimpin Orang Mukmin). Umar juga ahli strategi militer yang besar. Ia mengeluarkan perintah operasi militer secara mendetail. Sesungguhnya Umar merupakan penakluk terbesar yang pernah dihasilkan sejarah.
Selain itu juga, ia sangat adil dan bijaksana dalam memerintah dan suka menolong sesamanya. Kearifan dan kebijaksanaannya itu diakui oleh sejarawan prancis yang mencatat: “Kebijaksanaaan liberal orang Arab dalam menentukan Pajak snagat berpengaruh terhadap kemenangan di bidang militer. Banyak sekali yang ia perbuat untuk memajukan Islam. Walaupun begitu, ia sama sekali tidak suka dengan harta berlimpah dan gaya hidupnya sederhana sekali. Ia juga seorang yang dermawan.
D. Kematian
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak pada saat ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah salah seorang warga Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.
Umar bin Abdul-Aziz
Namanya Umar bin Abdul Aziz bin marwan merupakan khalifah Bani Umayah. Gelarnya Abu Hafs dan dianggap sebagai Khulafaur rasyidin kelima setelah Sayyidina Ali.
A. Latar Belakang
Umar dilahirkan sekitar tahun 682 dan dibesarkan di Madinah dibawah bimbingan ibnu umar, seorang periwayat hadis terbanyak.
Ayahnya bernama Abdul-Aziz bin Marwan, gubernur Mesir sekaligus adik dari Khalifah Abdul-Malik. Umar juga cicit dari Umar Bin Khattab, dimana umat Muslim menghormatinya sebagai salah seorang Sahabat Nabi yang paling dekat. Ibunya bernama Ummu A sim, cucu Umar bin Khattab.
B. Menjadi Khalifah
Khalifah ini menggantikan Sulaiman yang wafat pada tahun 716. Ia diangkat sebagai khalifah pada hari Jum’at setelah salat Jum’at. mulai memerintah pada usia 26 tahun. Masa pemerintahannya diwarnai dengan banyak perbaikan. Dia memperbaiki tanah-tanah, menggali sumur-sumur, dan juga membangun Masjid. Dia juga mendistribusikan sedekah dan zakat dengan benar hingga tak ada lagi kemiskinan. Di masa itu, tidak ada orang yang berhak menerima zakat atau sedekah karena tidak ada yang menjadi fakir miskin lagi dan sedikit sekali terjadi perang dikarenakan Dakwah Islam dilakukan dengan nasihat yang penuh hikmah dan banyak orang yang masuk Islam, juga tidak terjadi konflik internal yang menonjol. Oleh karena itu, banyak orang-orang seperti kaum Khawarij kembali ke jalan yang benar bersama-sama Umar bin Abdul-Aziz.
Kebijakannya dan kesederhanaan hidupnya pun tak kalah dengan 4 khalifah pertama itu. Gajinya selama menjadi khalifah hanya 2 dirham perhari atau 60 dirham perbulan.
C. Ciri-ciri Pemerintahannya
1. Menegakkan Keadilan
Penguasa-penguasa yang zalim dipecat dan digantikan dengan orang yang lebih layak untuk memperbaiki keadaan masyarakat.
2. Sangat Membela Kesejahteraan Rakyat
Begitu dilantik menjadi Khalifah, segala harta benda Umar bin Abdul-Aziz diserahkan ke baitul mal dan tidak akan mengambil hartanya itu ke baitul mal.
3. Kedudukannya di Sisi Para Ulama
Beliau juga seorang ulama yang ulung di zamannya. Disebutkan para alim ulama di zamannya hanyalah bertaraf murid-muridnya. Setiap malam ia akan berkumpul dengan ahli-ahli fiqih untuk bermuzakarah.
D. Kematian
Beliau wafat tahun 101H dalam usia 39 tahun, pemerintahannya yang penuh berkat itu hanya berlangsung 2 tahun. Ia wafat disebabkan oleh sakit akibat diracun oleh pembantunya. Umat Islam datang berziarah melihat kedhaifan hidup khalifah sehingga ditegur oleh menteri kepada isterinya, "Gantilah baju khalifah itu", dibalas isterinya, "Itu saja pakaian yang khalifah miliki".
Ketika wafatnya khalifah, Musa bin AÕrun berkata, Pada zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz kambing kami digembala bersama-sama dengan serigala. Namun pada satu malam seekor serigala telah menerkam kambing kami. Tidak lain pasti lelaki soleh ini (Umar bin Abdul Aziz) telah wafat. Dan memang mereka mendapatkan beliau wafat pada malam tersebut.
Harun Ar-Rasyid
Adalah Khalifah kelima dari kekalifahan Abbasiyah dan memerintah tahun 786 sampai 803 pada bulan Rabi’al-awwal - Jumada al-thani.
A. Latar Belakang
Bernama Harun ar-Rasyid ibnul-Mahdi merupakan raja yang paling agung dalam sejarah laksana mutiara di kehidupan bani Abbasiyah. Dia dilahirkan di Rayy pada tanggal 17 Maret 763.
Ayahnya bernama Muhammad bin Mansur al-Mahdi, khalifah yang ketiga dan kakaknya, Musa Al-hadi adalah khalifah yang keempat. Ibunya bernama Jurasyiyah dan dijuluki dengan Khayruzan berasal dari yaman tetapi Orang-orang memanggilnya dengan nama Khazruyan.
Meski berasal dari dinasti Abbasiyah, Harun Ar-rasyid dikenal dekat dengan barmaki dari Persia (Iran). Di masa mudanya, ia banyak belajar dengan Yahya bin Khalid Al-Barmak. Era pemerintahannya , yang dilanjutkan Ma’mun Ar-Rasyid, dikenal sebagai masa keemasan Islam (The Golden Age of Islam), dimana Baghdad menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dunia pada masa itu.
B. Menjadi Khalifah
Imam asy-Suyuthi berkata,”Sesungguhnya pada masa pemerintahan ar-Rasyid semua penuh dengan kebaikan. Seakan-akan dalam keindahannya ia serupa dengan temanten dan pesta-pesta.”
Harun ar-Rasyid dikenal sebagai seseorang yang pemberani. Dia telah melakukan penyerbuan dan penaklukan negeri Romawi pada masa pemerintahan ayahnya ketika berusia dua puluh tahun. Dia melakukan ibadah haji sebanyak Sembilan kali dalam beberapa tahun. Dia juga merupakan salah seorang ulama di antara mereka dan merupakan orang yang paling mulia dan terhormat.
Di antara kerja mulianya adalah mendirikan Baitul Hikmah, sebuah akademi yang darinya muncul obor bagi kebangkitan sains di Eropa setelah itu.
Pada tahun 187 H / 802 M, orang-orang romawi yang mengingkari janji tatkala yang berkuasa adalah Naqfur, lalu menulis surat pada harun yang berisi sebuah ancaman.
Harun sangat marah dan membalas surat tersebut dengan balasan yang setimpal. Lalu berangkatlah mereka dengan pasukan yang sangat besar. Setelah itu harun berhasil meguasai kota Heraclee. Pada masanya juga orang-orang Siprus mengingkari kanji sehingga mereka pun ikut ditaklukkan.
C. Pencapaian Masa Pemerintahan
Pada masa pemerintahan harun ar-Rasyid telah melakukan hal-hal, sebagai berikut:
1. Mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan rakyat.
2. Membangun kota Baghdad dengan bangunan-bangunan megah.
3. Membangun tempat-tempat peribadatan.
4. Membangun sarana pendidikan, kesehatan, dan perdagangan.
5. Mendirikan Baitul Hikmah, sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi, perpustakaan, dan penelitian.
6. Membangun majelis Al-Muzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah-masalah keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, masjid-masjid, dan istana.
D. Kematian
Sebelum meninggal dia mewariskan kekuasaan kepada kedua anaknya, al-Amien dan al-Makmun. Kemudian ini menjadi fitnah yang berhembus kencang yang terjadi antara kedua anaknya ini setelah kematian harun ar-Rasyid. Fitnah ini banyak sekali menelan korban dari kaum muslimin.
Harun ar-Rasyid meninggal pata tanggal 24 Maret 193 H / 808 M, di Thus, Khurasan. Dia memerintah selama 23 tahun.
Salahuddin Al-Ayyubi
Salahuddin Ayyubi atau Saladin atau Salah ad-Din (Bahasa Arab: صلاح الدين الأيوبي, Kurdi: صلاح الدین ایوبی) (Sho-lah-huud-din al-ay-yu-bi) (c. 1138 - 4 Maret 1193) adalah seorang jendral dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit (daerah utara Irak saat ini). Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekkah Hejaz dan Diyar Bakr. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama.
A. Latar belakang
Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi[1] . Ayahnya Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh hijrah (migrasi) meninggalkan kampung halamannya dekat Danau Fan dan pindah ke daerah Tikrit (Irak). Shalahuddin lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M, ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanky, gubernur Seljuk untuk kota Mousul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan menjadi pembantu dekat Raja Suriah Nuruddin Mahmud. Selama di Balbek inilah, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana Nuruddin. Pada tahun 1169, Shalahudin diangkat menjadi seorang wazir (konselor).
B. Pertempuran
Sekarang Saladin menguasai Mesir, tapi secara resmi bertindak sebagai wakil dari Nuruddin, yang sesuai dengan adat kebiasaan mengenal Khalifah dari Abbasid. Saladin merevitalisasi perekonomian Mesir, mengorganisir ulang kekuatan militer, dan mengikuti nasihat ayahnya, menghindari konflik apapun dengan Nuruddin, tuannya yang resmi, sesudah dia menjadi pemimpin asli Mesir. Dia menunggu sampai kematian Nuruddin sebelum memulai beberapa tindakan militer yang serius: Pertama melawan wilayah Muslim yang lebih kecil, lalu mengarahkan mereka melawan para prajurit salib.
Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mematahkan serangan Tentara Salib dan pasukan Romawi Bizantium yang melancarkan Perang Salib kedua terhadap Mesir. Sultan Nuruddin memerintahkan Shalahuddin mengambil kekuasaan dari tangan Khilafah Fathimiyah dan mengembalikan kepada Khilafah Abbasiyah di Baghdad mulai tahun 567 H/1171 M (September). Setelah Khalifah Al-'Adid, khalifah Fathimiyah terakhir meninggal maka kekuasaan sepenuhnya di tangan Shalahuddin Al-Ayyubi.
C. Naik ke kekuasaan
Di kemudian hari Saladin menjadi wazir pada 1169, dan menerima tugas sulit mempertahankan Mesir dari serangan Raja Latin Yerusalem, khususnya Amalric I. Kedudukannya cukup sulit pada awalnya, sedikit orang yang beranggapan ia akan berada cukup lama di Mesir mengingat sebelumnya telah banyak terjadi pergantian pergantian kekuasaan dalam beberapa tahun terakhir disebabkan bentrok yang terjadi antar anak-anak Kalifah untuk posisi wazir.
D. Kematian
Salahuddin meninggal pada tanggal 4 Maret 1193 M. Ia dimakamkan di Masjid Umayyah, Damaskus, Syria dan kemudian kekuasaannya diberikan kepada anak-anaknya. Tetapi anak lelakinya berebut pembagian kekaisaran. Pada 1250 Turanshah, Sultan Mesir Ayubiyyah terakhir, telah dibunuh dan digantikan oleh jenderal-budak Mamluknya Aibek, yang mendirikan Dinasti Bahri.
Muhammad Al-Fatih
A. Latar Belakang
Baginda dilahirkan pada tanggal 29 Maret 1432 M di Andrinapolis, Turki, Bulgaria. Dia dikenal dengan gelar Muhammad Al Fatih dan Muhammad The Conquer karena kejayaannya membebaskan Constantinople.
Dia menaiki tahta ketika berusia 19 tahun dan memerintah selama 30 tahun. Dia juga merupakan negarawan ulung dan panglima tentara agung yang memimpin sendiri 25 kempen peperangan.
B. Pendidikan dan Kepribadian
Di dalam bidang keagamaan, gurunya ialah Syeikh Shamsuddin Al Wali. Di dalam ilmu peperangan pula, ia belajar memanah dan menunggang kuda oleh panglima-panglima tentara. Di dalam bidang akademik, dia adalah seorang cendekiawan ulung di zamannya yang fasih bertutur dalam 7 Bahasa yaitu Bahasa Arab, Latin, Greek, Serbia, Turki, Parsi dan Hebrew.
Di bidang Kepribadian, Baginda bersifat tawadhu’ dan rendah diri. Dia juga seorang yang senantiasa tenang, pendiam, berani, sabar, tegas, dan kuat menyimpan rahasia pemerintahan dan tidak pernah meninggalkan shalat, baik shalat wajib maupun sunnah.
C. Sang Penakluk Konstantinopel
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad)
Kekaisaran Romawi terpecah dua, Katholik Roma di Vatikan dan Yunani Orthodoks di Byzantium atau Constantinople yang kini menjadi Istanbul. Perpecahan tersebut sebagai akibat konflik gereja meskipun dunia masih tetap mengakui keduanya sebagai pusat peradaban. Constantine The Great memilih kota di selat Bosphorus tersebut sebagai ibukota.
Hari Jumat, 6 April 1453M, Muhammad II atau disebut juga Mehmed bersama gurunya, syaikh Aaq Syamsudin, beserta tangan kanannya, Halil Pasha dan Zaghanos Pasha merencanakan penyerangan ke Byzantium dari berbagai penjuru benteng kota tersebut. Dengan berbekal 150.000 ribu pasukan dan meriam buatan Urban.
Berhari-hari hingga berminggu-minggu benteng Byzantium tak bisa jebol. Usaha lain pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng. Hingga akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh dilakukan hanya dalam semalam. Ide tersebut akhirnya dilakukan, yaitu memindahkan kapal-kapal melalui darat untuk menghindari rantai penghalang, hanya dalam semalam dan 70-an kapal bisa memasuki wilayah selat Golden Horn.
29 Mei, setelah sehari istirahat perang Muhammad II kembali menyerang total, diiringi hujan dengan tiga lapis pasukan, irregular di lapis pertama, Anatolian Army di lapis kedua dan terakhir pasukan Yanisari.
Konstantinopel telah jatuh, penduduk kota berbondong-bondong berkumpul di Hagia Sophia, dan Sultan Muhammad II memberi perlindungan kepada semua penduduk, siapapun, baik Islam, Yahudi ataupun Kristen. Sultan kemudian membangun kembali kota, membangun sekolah –terutama sekolah untuk kepentingan administratif kota– secara gratis, siapa pun boleh belajar, tak ada perbedaan terhadap agama, membangun pasar, membangun perumahan, bahkan rumah diberikan gratis kepada para pendatang yang bersedia tinggal dan mencari nafkah di reruntuhan kota Byzantium tersebut. Hingga akhirnya kota tersebut diubah menjadi Istanbul.
D. Kematian
Baginda Muhammad Al-Fatih mangkat pada tanggal 3 Mei 1481. Ada ahli bersejarah berpendapat baginda mangkat karena diracun.
Ibnu Rusyd
Abu Walid Muhammad Ibnu Ahmad lahir di Kardova pada tahun 1126. Beliau ahli falsafah yang paling agung pernah dilahirkan dalam sejarah Islam. dalam bahasa Latin Averroes, adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia).
A. Latar Belakang
Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja.
Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang mempengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.
B. Pendidikan
Ibnu Rusyd merupakan orang yang bertanggungjawab dalam menterjemahkan hasil karya tulisan Aristotles yang dilupai Barat. Melaluinya,pengetahuan yang ditinggalkan oleh
Aristotles mula diketahui ramai di barat dan dikesan pada awal abad ke-12. Ibnu Rusyd
menganggap Aristotles sebagai ahli falsafah terbesar dengan mengeluarkan kenyataan
bahawa alam melahirkan dia sebagai sebuah model yang sempurna. Beberapa
komentarnya telah diterjemahkan dalam Bahasa Latin dan Hebrew (Yahudi) dan menjadi
kajian penting dalam kajian abad pertengahan dan kajian Aritotelian Latin di
Barat. Dalam tempoh tiga abad, para intelektual Barat dapat memahami Aristotle melalui
komentar Ibnu Rusyd.
Ibnu Rusyd menulis pemikirannya dengan menyifatkan bahwa mereka tidak mudah
menjadi kafir semata-mata kerana membaca karya falsafah, kerana mereka dibentuk oleh
sistem pendidikan yang semakin maju serta demokratik,dan ilmu pengetahuan semakin
mudah didapati dan banyak lagi kelainan lain yang mencirikan sifat khalayak.
C. Pemikiran Ibnu Rusyd
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya. Karya Karyanya sebagai berikut: Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih), Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran), dan filsafat dalam islam dan menolak segala paham yang bertentangan dengan filsafat.
D. Kematian
Tradisi kefilsafatan dalam Dunia Islam (Yang berkembang di masa sesudah wafatnya Ibnu rusyd) tidak benar dikatakan 'mati' dengan kematian Ibn Rusyd, tetapi hanya berpindah tempat, ke tempat mana tradisi kefilsafatan dapat kembali tumbuh subur. Pilihan dijatuhkan oleh para filsuf Islam ke tempat-tempat seperti Persia dan Turki. Dia Wafat pada tahun 1198 dan berusia 72 tahun.
Wali Songo
A. Latar Belakang
Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.
B. Arti Walisongo
Pertama adalah wali yang sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat.
Pendapat lain yang mengatakan bahwa Walisongo adalah sebuah majelis dakwah yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808 Hijriah).
C. Tokoh-Tokoh Walisongo
1. Sunan Gresik / Maulana Malik Ibrahim
Maulana diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Maulana Malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama yang mendakwahkan Islam di Jawa. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak merangkul rakyat kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat. Makamnya terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur. Ia merupakan keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad.
2. Sunan Ampel
Bernama asli Raden Rahmat, keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad, menurut riwayat ia adalah putra Ibrahim Zainuddin Al-Akbar dan seorang putri Champa yang bernama Dewi Condro Wulan binti Raja Champa Terakhir Dari Dinasti Ming.. Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Pesantrennya bertempat di Ampel Denta, Surabaya, dan merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam tertua di Jawa. Makam Sunan Ampel teletak di dekat Masjid Ampel, Surabaya.
3. Sunan Bonang
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad. Ia adalah putra Sunan Ampel. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Universitas Leiden menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama Het Boek van Bonang atau Buku Bonang. Menurut G.W.J. Drewes, itu bukan karya Sunan Bonang namun mungkin saja mengandung ajarannya. Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525.
4. Sunan Drajat
Sunan Drajat juga putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada masyarakat kebanyakan. Ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan dari agama Islam. Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang macapat Pangkur disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya terdapat di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan wafat pada tahun 1522.
5. Sunan Kudus
Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang, penasehat Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.
6. Sunan Giri
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Sunan Giri adalah keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad, merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan Bonang. Ia mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik; yang selanjutnya berperan sebagai pusat dakwah Islam di wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke kepulauan Maluku. Salah satu keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri Prapen, yang menyebarkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima.
7. Sunan Kalijaga
Dia adalah murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain kesenian wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq, menikahi juga Syarifah Zainab binti Syekh Siti Jenar dan Ratu Kano Kediri binti Raja Kediri.
8. Sunan Muria
Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga dari isterinya yang bernama Dewi Sarah binti Maulana Ishaq. Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah, putri Sunan Ngudung. Jadi Sunan Muria adalah adik ipar dari Sunan Kudus.
9. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin putra Ali Nurul Alam putra Syekh Husain Jamaluddin Akbar. Ia mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana Hasanuddin, juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten, sehingga kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya Kesultanan Banten.
Selain yang Sembilan orang ini masih banyak lagi nama-nama wali namun tidak tergolong dalam wali songo di antara nama-nama itu adalah:
1. Syeh Siti Jenar.
2. Sunan Bayat.
3. Sunan Ngudung.
4. Sunan Modjogung.
5. Sunan Geseng dan lain-lain.
Pada nama wali tersebut diawali dengan sunan. Sunan berasal dari kata Susuhunan, yang artinya orang yang diagungkan atau memiliki derajat yang tinggi dan sebagai panutan. Nama-nama mereka bukanlah nama asli melainkan nama daerah, tempat menyebarkan Islam.